Bangsa Amazon mungkin telah mengenal ilmu ramalan bintang dengan baik. Para arkeolog menemukan monumen dari batu besar yang mungkin merupakan observatorium astrologi di pedalaman hutan Amazon, dekat perbatasan Guyana Perancis.
"Hanya masyarakat dengan kebudayaan kompleks yang dapat membangun monumen semacam ini," kata seorang arkeolog Mariana Petry Cabral dari Institut Penelitian Sains dan Teknologi Amapa (IEPA). Observatorium tersebut dibangun dari 127 batuan granit yang masing-masing setinggi tiga meter dan disusun melingkar di suatu tempat terbuka.
Cabral mengatakan situs tersebut menyerupai kuil yang mungkin digunakan sebagai observatorium. Posisi batuan sepertinya disusun untuki menandai posisi matahari selama musim dingin. Pada bulan Desember, sinar matahari akan melalui sebuah lubang di salah satu batu sehingga dapat diukur waktu yang tepat untuk bercocok tanam atau melakukan upacara.
Kapan bangunan tersebut dibuat sulit ditentukan. Menurut para arkeolog, bangunan-bangunan tersebut sama misteriusnya dengan monumen batu-batu besar di Salisbury, Inggris yang belum diketahui manfaatnya sampai kini.
Namun, melihat pecahan keramik yang ada di sekitarnya, para arkeolog memperkirakan umurnya antara 500 hingga 2.000 tahun. Peninggalan peradaban Bangsa Amazon ini tepatnya ditemukan di Calcoene, 390 kilometer dari Macapa, ibukota Amapa, di perbatasan Brasil dengan Guyana Perancis.
Monday, October 19, 2009
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment