Sebuah diskusi tentang perlunya progres report dalam kehumasan:
Tetapi fungsi dari Humas adalah cuap2 ke publik, memberikan informasi kepada publik tentang kegiatan perusahaan yang dikemas dalam bentuk sedemikian rupa sehingga memberikan citra positif tentang perusahaan tersebut. Kalau Humas tidak bisa melakukan itu, lalu apa dong kerjaan humas, selain terima gaji tiap bulannya?
Memang Boeing punya begitu banyak program yang sedang berjalan ataupun yang sudah selesai dan tinggal produksi serta menjual produknya saja, namun demikian kalau Humas nya Boeing tidak becus, pastilah kita (publik) tidak akan tahu apa saja sih yang sudah ataupun sedang dikerjakan Boeing?
Untuk Indonesia, kebanyakan orang Indonesia, termasuk saya, itu sangat mendambakan sekali Indonesia akhirnya bisa mendesain sebuah pesawat (tak peduli turboprop atau jet, dan tak peduli sebesar apa) dan kita ini semuanya haus berita positif mengenai keberhasilan Indonesia dibidang iptek tinggi. Tetapi apa yang dipublikasikan oleh PTDI kan selalu tentang masalah2 keuangan yg dihadapi PTDI yg tak kunjung terselesaikan dan gambaran yang muncul dibenak pembaca adalah bahwa tak lama lagi PTDI pasti bakal bangkrut beneran dan hilang dari muka bumi ini. Nah, ini kan merupakan sebuah bukti kegagalan dari humas PTDI utk menyampaikan citra positif ttg PTDI.
Padahal sebenarnya PTDI kan masih hidup dan masih merancang pesawat N-219, bahkan bakal menerbangkannya sebentar lagi, lalu mulai memproduksi utk memenuhi permintaan pasar tahun berikutnya lagi (2014).
Itulah yang saya sesalkan, mengapa PTDI tidak bisa memberikan press release secara berkala (katakan 6 bulan sekali) memberikan sedikit gambaran mengenai kemajuan2 yang telah diperoleh dari tugas desain N219, yg tentunya dimulai dengan survei pasar, mendapatkan konfirmasi akan ada yang beli, yang setiap bulannya diharapkan selalu meningkat etc. Misalnya saja kalau pada awal tugas bru 40 pesawat yang sudah boleh dikatakan akan membeli, mudah2an 6 bulan kemudian bisa naik jadi 45 atau berapa, karena utk break even point nya kan harus menjual 100 biji bukan? Hal2 seperti itulah yg diberikan secara berkala yg seharusnya dikeluarkan PTDI. Tetapi yg terjadi adalah sebaliknya yaitu PTDI diam seribu bahasa, kemudian suatu saat kalau ada konferensi katakan di Jakarta, tiba2 seorang pejabat mengumumkan bahwa Indonesia beberapa saat lagi (kurang dari 12 bulan) sudah akan selesai bukan saja membuat prototipe N219 tetapi melakukan penerbangan perdana lalu disusul dengan uji terbang utk sertifikasi dan tahun berikutnya (2014) sudah siap melempar produk itu ke pasar. Lha semuanya itu kan serba mendadak. Itu berita beneran atau tidak? Bisakah PTDI dipercaya omongannya atau tidak? Kalau omongannya tidak bisa dipercaya, mana ada orang yg mau membeli pesawat hasil produksinya?
Jadi saya tetap mengatakan bahwa humas PTDI seharusnya bisa berbuat jauh lebih banyak lagi dalam memprojeksikan citra PTDI yg baik, bisa dipercaya produknya akan bagus dan layak dibeli dan dioperasikan. Walaupun tidak sebagus humas Boeing, tetapi seharusnya humas PTDI berbuat jauh lebih banyak lagi. Jangan sampai nanti muncul persepsi, jual citra bagus utk perusahaan saja tak mampu, apa bisa dipercaya produk yg dibuatnya nanti itu benar2 bagus dan mampu bersaing dengan lawan2nya (seperti ATR etc) atau nanti berkelit lagi wong memang PTDI masih relatif baru dan belum sebagus ATR kok, sudah dituntut bisa bikin produk yg sebagus buatan ATR. Nah kalau muncul persepsi seperti itu kan jadi berabe.
Sumber:
Bls: AI Re: PTDI segera membuat N219Monday, 24 December, 2012 9:57 AM
From: "Hadi" Add sender to Contacts
To: AerospaceIndonesia@yahoogroups.com
In AerospaceIndonesia@yahoogroups.com, djoko suharto
Mas Hadi ysh,
Humas PTDI kan belum setara dengan Humas Boeing, jadi harus banyak belajar dulu. Untuk kondisi Indonesia memberikan berita yg pasti juga sulit, namun yg penting sebenarnya belajar tidak bohong atau tidak mengeluarkan berita yg maaf wah atau digede gede kan.
Salam
DS
________________________________
From: Hadi
To: AerospaceIndonesia@yahoogroups.com
Sent: Sunday, December 23, 2012 10:34 AM
Subject: Bls: AI Re: PTDI segera membuat N219
Bung Bona ysh
Kritikan saya sebenarnya ditujukan kepada organisasi PTDI. Seperti Boeing dan perusahaan lainnya, PTDI kan punya bagian Humas atau Public Relations, yang tujuannya adalah memberikan informasi kepada publik, berupaya memanipulasi opini publik supaya lebih positif tanggapannya tentang PTDI itu sendiri. Dibawah ini saya sampaikan info tentang press release atau komunikasi pers Boeing ttg pesawat B787 yg sudah memasuki tahap penjualan (tahap akhir program). Mungkin utk N219 perbandingannya adalah dengan program Boeing B 737 MAX yang masih sedang berlangsung. Nah setiap kali ada berita mengenai perkembangan terakhir terkait dengan B737MAX, Boeing pasti mengeluarkan sebuah pernyataan pers, yang menonjolkan kenyataan bahwa program berjalan lancar, atau kalau ada masalah maka masalah tsb sedang diselesaika. Semuanya akan memberi kesan kepada publik bahwa Boeing serius dengan projek ini, bukan sekedar ngecap isapan jempol saja, dan publik pun bisa mengikuti
perkembangan projek tsb. Nah inilah yg tidak dilakukan oleh PTDI atau bagian humasnya. Tidak perlu CEO nya sendiri yg bicara. Humas kan dipilih orang2nya yg pintar membuat berita menjad menarik dan membuat publik berdecak kagum, wah hebat PTDI kita ini. yang terjadi adalah sebaliknya, yaitu masyarakat diberi tahu bahwa PTDI tidak mendapat dukungan dana dari pemerintah, sulit bergerak ke depan etc etc. Kesannya adalah memang PTDI itu sebentar lagi bakal bangkrut total, dan berita tentang projek N219 adalah berita keluhan dari PTDI tentang kurangnya perhatian pemerintah pada industri dirgantara nasional, bukan tentang kemajuan teknis dari projek N219 itu sendiri. Ini kemmudian memberi kesan bahwa N219 hanyalah sebuah isapan jempol alias berita bodong belaka.
Jadi bapak2 bagian Humas PTDI, tunjukkanlah kehebatan anada ngecap dengan memberikan berita tentang progress alias kemajuan2 yg telah dicapai PTDI. Bukan sekedar angka2 rupiah, tetapi juga detil dari kemajuan dalam desain N219 misalnya. laihat contoh Boeing melakukan promosinya utk B737 MAX dibawah ini
salam
HW
737
News Releases
Dec. 03, 2012 Boeing 737 Breaks Single Year Record for Orders and Deliveries
Nov. 15, 2012 Boeing 737 MAX Achieves 'Firm Concept'
Nov. 05, 2012 Boeing Delivers the 7,370th 737
Nov. 02, 2012 Boeing Celebrates 500th Delivery of 737 with Boeing Sky Interior
Oct. 11, 2012 Boeing, Alaska Airlines Announce Order for 737 MAXs and Next Generation 737s
Oct. 03, 2012 Boeing, GECAS Finalize Order for up to 100 737 MAXs and Next Generation 737s
Oct. 01, 2012 Boeing, GOL Announce order for 60 737 MAX Airplanes
Sep. 06, 2012 Boeing Next Generation 737 900ER Surpasses 500 Orders
Jul. 31, 2012 Boeing Next Generation 737 Performance Improvement Package Delivers on Promise to Cut Fuel Burn
Jul. 12, 2012 Boeing Announces Historic 737 Order From United Airlines
Jul. 11, 2012 Boeing, Avolon Announce Commitment for 737 MAXs and Next Generation 737s
Jul. 10, 2012 Boeing, ALAFCO Announce Commitment for 20 Boeing 737 MAXs
Jul. 10, 2012 Boeing, American Airlines 737 800 ecoDemonstrator Airplane Prepares for Flight Test Program
Jul. 10, 2012 Boeing, GECAS Announce Commitment for 100 737s
Jul. 10, 2012 Boeing 737 MAX to Fly Farther, Deliver More Revenue Potential
Jul. 09, 2012 Boeing and Air Lease Corporation Announce Order for 75 737 MAXs
Jul. 06, 2012 Boeing, Virgin Australia Announce Order for 23 737 MAX
May 02, 2012 Boeing Designs Advanced Technology Winglet for 737 MAX
Apr. 13, 2012 Boeing Celebrates 4,000th Next Generation 737
Apr. 12, 2012 Boeing Delivers 300th Boeing Sky Interior
Apr. 11, 2012 Boeing Makes 737 MAX Design Decisions
Mar. 27, 2012 Boeing Delivers First 737 800 for Aerosvit
Feb. 14, 2012 Boeing, Lion Air Finalize Historic Order for up to 380 737s
Feb. 12, 2012 Boeing to Begin Final Phase of 737 MAX Wind Tunnel Testing
Jan. 25, 2012 Boeing and Norwegian Announce Order for 100 737 MAX; 22 Next Generation 737s
Dec. 16, 2011 Boeing Delivers the 7,000th 737
Dec. 13, 2011 Boeing 737 MAX Logs First Firm Order from Launch Customer Southwest Airlines
Dec. 08, 2011 Boeing, ALC Finalize Order for 787s and Next Generation 737s
Nov. 30, 2011 Boeing Announces Intent to Locate 737 MAX Production in Puget Sound
Nov. 22, 2011 Boeing Delivers 100th Next Generation 737 900ER
Nov. 17, 2011 Boeing, Lion Air Announce Historic Commitment for up to 380 737s
Nov. 17, 2011 Boeing, ACG Announce 737 MAX Commitment and Next Generation 737 Order
Nov. 17, 2011 Boeing Statement on Lion Air Commitment for up to 380 737s
Nov. 03, 2011 Boeing Updates 737 MAX Engine Configuration Status and Customer Commitments
Oct. 18, 2011 Boeing 737 Program Begins Production at Higher Rate
Sep. 28, 2011 Boeing Delivers Somon Air's First 737 900ER
Sep. 15, 2011 Boeing Delivers Lion Air's 50th Next Generation 737 900ER
Aug. 30, 2011 Boeing Introduces 737 MAX With Launch of New Aircraft Family
Aug. 30, 2011 Boeing Launches 737 New Engine Family with Commitments for 496 Airplanes from Five Airlines
Aug. 25, 2011 Boeing, Delta Air Lines Announce Order for 100 Next Generation 737 900ERs
Aug. 23, 2011 China Eastern Airlines Receives Its First High and Hot Boeing 737
Aug. 23, 2011 Boeing Delivers Test Bed Performance Improvement 737
Aug. 15, 2011 Boeing, Air Lease Corporation Finalize Order for 737 800s and 777 300ERs
Aug. 09, 2011 Boeing, GOL Celebrate Two Milestones With 737 Delivery
Aug. 01, 2011 Boeing Delivers Milestone 737 with High Altitude / High Temperature Operation Features
Aug. 01, 2011 Boeing, Korean Air Announce Order for Two Additional 737 900ERs
Jul. 21, 2011 Boeing Delivers First 737 With Performance Improvement Engines
Jul. 21, 2011 Boeing Delivers 400th Airplane to GECAS
Jul. 20, 2011 Boeing and American Airlines Agree on Order for up to 300 Airplanes
Jul. 13, 2011 Refurbished Boeing 737 Paint Hangar Opens to Meet Rate
Jun. 21, 2011 Boeing, Malaysia Airlines Announce Order for 10 Additional 737s
Jun. 21, 2011 Boeing, Norwegian Air Shuttle Announce Order for 15 Next Generation 737 800s
Jun. 20, 2011 Boeing, MIAT Mongolian Airlines Announce Order for 737 800 and 767 300ER Jetliners
Jun. 20, 2011 Boeing Delivers First 737 900ER, 30th 777 to Korean Air
Jun. 20, 2011 Boeing and AVIC to Open Manufacturing Innovation Center in China
Jun. 20, 2011 Boeing Statement on Air Lease Corporation Agreement for up to 33 Airplanes
Jun. 19, 2011 airberlin Boeing 737 700 Arrives at Paris Air Show
Jun. 17, 2011 Boeing Delivers 50th Airplane to EGYPTAIR
Jun. 17, 2011 Boeing Delivers GECAS' 275th Next Generation 737
Jun. 15, 2011 Boeing to Boost 737 Production Rate to 42 Airplanes per Month in 2014
May 31, 2011 Boeing Delivers GOL's First 737 with Boeing Sky Interior
May 24, 2011 Boeing Delivers American Airlines First 737 800 with Boeing Sky Interior
Apr. 26, 2011 Boeing Delivers 737 900ER to United Continental Holdings Subsidiary Continental Airlines
Apr. 21, 2011 Boeing Delivers Lion Air's first 737 900ER with New Boeing Sky Interior
Mar. 31, 2011 Boeing and Turkish Airlines Confirm Order for 15 Next Generation 737s
Mar. 24, 2011 Boeing Expands GoldCare Service to Include Next Generation 737
Mar. 23, 2011 Boeing and EL AL Complete Contract for Four 737 900ERs
Mar. 11, 2011 Boeing and airberlin Celebrate Delivery of First Next Generation 737 700 with the Boeing Sky Interior
Mar. 08, 2011 Boeing and ILFC Announce Order for 33 Next Generation 737 800s
Mar. 07, 2011 Boeing, Air China Sign Agreement for 747 8 Intercontinentals
Mar. 03, 2011 Boeing Delivers Copa Airlines' First 737 Boeing Sky Interior
Feb. 28, 2011 Boeing Delivers Ryanair's 300th 737 800
Feb. 23, 2011 Boeing Statement on Turkish Airlines Selection of Next Generation 737
Feb. 18, 2011 Boeing, LAN Airlines Announce Order for Three 767s
Feb. 08, 2011 Boeing Statement on El Al's Selection of Next Generation 737 900ER
Feb. 02, 2011 Boeing, Comair Limited Announce Next Generation 737 Order
Feb. 01, 2011 Boeing Delivers First 737 800 Boeing Sky Interior to
Jan. 17, 2011 Boeing Airplane Health Management Activated on Air China 737 Fleet
Jan. 04, 2011 CIT, Boeing Announce Order for 38 Next Generation 737 Airplanes
Dec. 29, 2010 Boeing Delivers First 737 Boeing Sky Interior to Continental Airlines
Dec. 20, 2010 Boeing Delivers Air Austral's First Next Generation 737 800
Dec. 14, 2010 TUIfly Receives First Next Generation 737 With New Boeing Sky Interior
Dec. 10, 2010 Norwegian Air Shuttle Takes First 737 With Boeing Sky Interior
Nov. 30, 2010 Boeing, Copa Airlines Complete Order for 22 Next Generation 737s
Nov. 24, 2010 Jetairfly Receives Next Generation 737 With New Boeing Sky Interior
Nov. 16, 2010 Boeing Begins Certification Testing on 737 Performance Improvements
Nov. 08, 2010 Boeing Delivers Malaysia Airlines' First Next Generation 737 800 With New Livery
Nov. 08, 2010 Boeing, Midwest Airlines announce order for Next Generation 737 800
Nov. 08, 2010 Boeing, SpiceJet Finalize Order for 30 Next Generation 737 800s
Oct. 29, 2010 Boeing and State Corporation Rostechnology Finalize Order for Next Generation 737s
Oct. 27, 2010 Boeing Delivers First 737 Boeing Sky Interior
Oct. 04, 2010 Boeing, Air Lease Corporation Finalize Order for Up to 60 Next Generation 737s
Oct. 01, 2010 Luxembourg's Luxair Orders Boeing Next Generation 737 800
Sep. 29, 2010 Boeing Delivers 11th 737 800 Airplane to Air Algerie
Sep. 16, 2010 Boeing to Increase 737 Production Rate
Jul. 27, 2010 Boeing Statement on SpiceJet's Selection of 737NGs
Jul. 22, 2010 Boeing, Alaska Airlines Complete Order for Two Next Generation 737s
Jul. 21, 2010 Boeing Statement on RBS Aviation Capital Order for 43 Next Generation 737s
Jul. 21, 2010 Boeing, American Airlines Complete Order for 35 Next Generation 737s
Jul. 21, 2010 Boeing, Okay Airways Finalize Order for 10 Next Generation 737 800s
Jul. 20, 2010 Boeing Delivers 800th Airplane to China
Jul. 20, 2010 Boeing Statement on Air Lease Corporation Agreement for Up to 60 Next Generation 737s
Jul. 19, 2010 Norwegian Air Shuttle Exercises Purchase Rights for 15 Boeing Next Generation 737s
Jul. 19, 2010 Boeing, GECAS Announce Order for 40 Next Generation 737 800s
Jul. 01, 2010 Lion Air Celebrates 10 Year Anniversary With Two New 737 900ERs
Jul. 01, 2010 Boeing, Air China Finalize Order for 20 Next Generation 737 800s
Jun. 15, 2010 Boeing 737 Production Rate Increases to 35 per Month
Jun. 02, 2010 Luxembourg's Luxair to Expand Fleet with Boeing Next Generation 737 800
May 31, 2010 Boeing Statement on State Corporation Rostechnologii's Selection of the Next Generation 737
May 17, 2010 Boeing 737 Production Rate to Increase to Meet Customer Demand
May 06, 2010 Boeing, RwandAir Announce Order for Two Next Generation 737 800s
Apr. 19, 2010 Boeing Delivers Garuda Indonesia's 75th Airplane
Mar. 15, 2010 Boeing Readies GOL Airplane with Chrome Free Paint for Reduced Environmental Impact
Mar. 08, 2010 Boeing and Turkish Airlines Finalize Order for 20 Next Generation 737s
Mar. 04, 2010 Boeing, Somon Air Announce Order for Two Next Generation 737 900ERs
Feb. 23, 2010 Boeing Statement on Virgin Blue's Selection of the Next Generation 737
Feb. 02, 2010 Garuda Indonesia Showcases Boeing Next Generation 737 800 at Singapore Airshow
Feb. 01, 2010 Boeing Improvements Produce Better Next Generation 737s Faster
Jan. 22, 2010 Boeing, Ethiopian Airlines Announce Order for 10 737 800s
http://www.boeing.com/commercial/787family/
Program Fact Sheet
The 787 Program covers many areas of interest, from the market, customers, and airplane technology to manufacturing enhancements and an extensive partner team, among others. Here are some interesting facts and figures on a number of these topic areas:
Market size
3,300 units over 20 years (2011 2030)
Expectation of sales out of 3,500 units
More than half
Major program milestones
Firm configuration completed September 2005
Major assembly began June 2006
787 first flight December 2009
First Delivery September 2011
Firm orders and by which airlines
See Orders and Deliveries Web site.
Seat range of airplane
200 300
Seats by model
787 8, 210 to 250
787 9, 250 to 290
Speed
Mach 0.85 (about the same as a 777 and 747)
787 vs. 777 on composites and aluminum (by weight)
787
50 percent composites
20 percent aluminum
777
12 percent composites
50 percent aluminum
Material breakout on 787
Composites 50%
Aluminum 20%
Titanium 15%
Steel 10%
Other 5%
Example of part count reductions (on first barrel section)
1,500 aluminum sheets
40,000 50,000 fasteners (80 percent reduction in fasteners)
Holes drilled into fuselage during assembly
787 fewer than 10,000
747 1 million holes
More fuel efficient
20 percent more fuel efficient than similarly sized airplanes
Produces fewer emissions
20 percent fewer than similarly sized airplanes
Better cash seat mile costs than peer airplanes
10 percent
Generators
Four at 250 kVA (two per engine)
Two at 225 kVA (on auxiliary power unit)
Hydraulic power
Distributed at:
5,000 pounds per square inch on the 787
3,000 pounds per square inch standard
Advantage of the new electric architecture
Extracts as much as 35 percent less power from the engines than traditional pneumatic systems on today's airplanes
Amount of copper wiring eliminated
60 miles
Design time on computers
800,000h of computing time on Cray supercomputers
Hours of wind tunnel tests
15,000 hours of wind tunnel tests
Size of 787 factory
Approximately 380,000 square feet (380 feet across, 1,000 feet long)
Days the 787 will be in final assembly
The goal is three days
Anticipated maintenance savings
30 percent
US and non US content on the 787
Roughly 70 percent US Roughly 30 percent non US
Number of Dreamlifters Boeing has purchased
4
The number of new city pairs the 787 will connect
At least 450 In AerospaceIndonesia@yahoogroups.com, "Bona P. Fitrikananda" wrote: Bisa jadi benar p Hadi, kita semua memang belum mengerti atau mampu untuk membuat progress report tersebut. Yang selalu kami buat selama ini progress reportnya paling untuk internal atau ke customer saja. Memang dokumen itu tidak dipublishkan ke publik, karena memang bukan konsumsi publik. Mungkin p Hadi bisa membantu memberikan pengetahuan bagaimana membuat progress report yang dimaksud? Kalau untuk urusan ke publik, pernyataan resmi biar lewat satu pintu saja dari humas PTDI... yang saya sampaikan pernyataan tidak resmi dari salah satu engineer yang bekerja di PTDI saja.. :), termasuk tentang N245 yang lalu, itu pernyataan tidak resmi yah... kalau yang saya sampaikan sih dalam rangka sharing ilmu saja dari para ahlinya di sini... Wassalam BPF ________________________________
From: Hadi hadiw2000@ To: AerospaceIndonesia@yahoogroups.com Sent:
Saturday, December 22, 2012 3:57 PM Subject: Bls: AI
Re: PTDI segera membuat N219 Rekan2 ysh,
Kelihatannya salah satu masalah dasar kita adalah bahwa kita itu tidak mengerti atau tidak mampu membuat sebuah "progress report" dari sebuah projek yang bersifat "multi years" Kalau kita lihat Boeing misalnya, setiap tahun bahkan sering beberapa kali dalam setahun mereka selalu meng update informasi mengenai projek berjalan mereka yang sudah diumumkan ke publik. Coba dibandingkan dengan yang dilakukan PTDI dan instansi2 lainnya yang terkait. Saya lupa projek N219 itu pertama kalinya diluncurkan tahun berapa? Mungkin tahun 2003 atau 2004, tetapi kalau tak salah ingat projek ini pertama kali diumumkan ke masyarakat sekitar tahun 2006. Perlu diingat bahwa ini adalah projek pesawat kecil, yang seharusnya sudah rampung dalam kurun waktu 3 atau 4 tahun, wong projek gedenya Boeing dan Airbus pun rampung dalam kurun waktu 6 tahunan.
Tetapi N219 itu beritanya sempat menghilang setelah diumumkan tahun 2006, dan baru muncul kembali tahun 2008. Konyolnya lagi, berita tahun 2008 itu tepat sama dengan berita tahun 2006, hanya saja disebutkan bahwa ada masalah kendala keuangan yang tidak dimiliki, dan kesulitan mendapatkan dana dari pemerintah. Kemudian setiap tahun sekali berita yang sama dimunculkan lagi, tanpa ada update tentang kemajuan yg telah diperoleh dipandang dari sisi teknis. Berita yang disampaikan dan diulang ber kali2 adalah bahwa PTDI mengalami kesulitan mendapatkan dana utk melanjutkan projek tsb. Mestinya, mbok setiap tahunnya itu adal alporan teknis yg disampaikan sehingga kita tahu apa saja sih yang sudah dicapai. Mustahil bahwa tidak ada kemajuan teknis sama sekali dalam setahun. Walaupun misalnya jalannya projek menjadi seret karena kesulitan dana ataupun alasan lainnya, tetapi seharusnya semuanya itu harus dipublikasikan kepada masyarakat, supaya masyarakat itu tahu perkembangan terakhir dari projek tsb.
Tetapi seingat saya setiap ada berita, yg mungkin setahun sekali, yang dikatakan selalu sama saja, dan terfokus pada kesulitan dana, sedangkan perkembangan teknis tidak dijelaskan sama sekali. Kalau Boeing itu berbeda. Misalnya saja projek Sonic Cruiser yang akhirnya dibatalkan, itu dulu selalu saja ada update teknisnya, walaupun ujung2nya projek tsb terpaksa dibatalkan karena tidak ada pasarnya, dan Boeing kemudian berganti haluan dan berkonsentrasi pada B 787. Yang penting adalah publik itu diberitahu apa saja yg terjadi. Kalau PTDI kesan yang diperoleh adalah bahwa projek ini hidup enggan matipun tidak, dan se olah2 ini adalah projek bodong utk memberikan kesan se olah2 PTDI masih ada dan masih melakukan sesuatu dibidang desain, bukan cuma bkin tabung gas tekanan tinggi saja.
Untuk projek pesawat kecil, dari 2006 sampai 2012 itu sudah 6 tahun dan berita yg muncul dari dulu adalah bahwa pesawat akan segera terbang, mungkin tahun depan. Sekarang PTDI sudah mematok 2013 sebagai tahun dimana N219 sudah akan terbang. Kita lihat saja sebentar lagi apakah N219 beneran terbang atau sekali lagi yg muncul hanyalah berita bodong isapan jempol belaka. Celakanya lagi, keberadaan N219 saja masih dipertanyakan sudah langsung sesumbar (DEPANRI bukan PTDI, tetapi sebenarnya ya sama saja) tangun 2016 sudah akan membuat N245 lalu setahun kemudian bikin N270? Kita perhatikan saja secara seksama bahwa dalam 4 tanu kedepan PTDI atau Indonesia sudah akan membuat 3 pesawat yang berbeda, dan semuanya itu utk mengisi kebutuhan transportasi udara dikawasan perintis, yang pasarnya jelas sangat terbatas.
Mudah2an saja bahwa mulai dari sekarang setiap tahunnya (atau lebih sering) masyarakat Indonesia akan disuguhi berita update atau progress report mengenai N245 dan N270, sedangkan sebentar lagi (kurang dari 1 tahun) akan ada berita besar bahwa N219 sudah terbang dan dalam proses uji terbang dan akan diproduksi utk dijual tahun 2014 (kurang dari 2 tahun) nanti.
Kalau memang begitu, syukur alhamdulilah dan PTDI memang memberi kejutan yang benar2 harus diacungi jempol se tinggi2nya salam HW In AerospaceIndonesia@yahoogroups.com, "Bona P. Fitrikananda" fitrikananda@ wrote:
P Hadi dan rekan2 ysh,
saya tidak tahu kok info ttg N245 sudah bisa muncul ke permukaan... :)... Memang benar, kami sedang mencoba membuat studi tentang N245 atau lebih tepatnya CN235 NextG (walau ini berbeda dengan studi NextG yang pernah dibuat sejak tahun 98 an). Pasar yang dibidik adalah pasar sipil dengan target 50 pax. Dari sisi market sudah ada pasar dalam negeri yang menyatakan secara lisan tertarik untuk membeli pesawat ini. Secara detail, saya belum berani menyampaikan di sini, karena masih dalam studi yang cukup intensif. Ada tim kecil dari DTP yang melakukan studi dan sudah ada beberapa konfigurasi yang akan menunggu putusan dari pihak pimpinan.
Yang penting seperti iklan rokok dulu lah talk less do more... hehehe... kalau sudah ada pembuktian kami bisa, baru kami akan publish... karena selain itu takut juga kalau tidak bisa lanjut karena satu dan lain hal, kalau sudah dipublish khan ditanyain melulu.. kalau tidak dipublish khan kalau tidak lanjut tidak akan berdampak apa apa ke publik... :) Karena dengan base nya adalah CN235, kami harapkan untuk sertifikasi tidak terlalu menyedot dana sebesar kalau pesawat baru. Insya Allah kalau sudah akan dilaunching saya akan kirimkan gambar2 N245 alias CN235 NextG. Bagaimana dengan financingnya? Yang pasti kami sudah coba lakukan hitungan untuk membuat prototype, dana yang dibutuhkan tidak sebesar N219... mudah mudahan... Karena kami akan coba dengan apa yang sudah kami miliki saat ini di PTDI (CN235 maksudnya). Jadi mudah mudahan dana yang tersedia cukuplah...
Kalau yang N270 atau lebih tepatnya RTP270, itu adalah kerja sama antara PT RAI dengan PTDI. Yang lebih berkompeten untuk menjelaskan mungkin dari pihak PT RAI. Yang pasti sudah ada MoU, dan sudah ada tim yang mulai bekerja untuk phase 0 (phase persiapan) dengan jangka waktu yang relatif pendek. Soal pasar PT RAI kayaknya yang lebih tahu masalah ini.
Untuk PUNA BPPT, walau saya bukan orang BPPT, tapi saya pernah diundang oleh BPPT untuk ikut dalam uji terbang yang dilakukan pada bulan November 2012 kemarin di Nusawiru. Saya melihat sendiri pesawat itu sudah bagus untuk UAV buatan Indonesia. Sudah dapat melakukan terbang dengan mengikuti waypoint yang sudah ditentukan. Pada bulan itu dilakukan uji long range, dan pesawat itu dapat terbang sampai sejauh 80 km, kemudian mencoba high altitude sampai ketinggian 10.000 ft dan berhasil. Selain itu pesawat tersebut juga melakukan misi pemotretan sebuah area, dengan memakai kamera milik Universitas Hokaido Jepang. Hasilnya sukses, dan orang Jepang dari Universitas Hokaido puas. Katanya gambar tersebut sempat dipublish di Sabuga, ketika sebuah acara eksibisi Indonesia Jepang.
Saya mengapresiasi apa yang telah dicapai teman teman di BPPT dengan PUNAnya. Harusnya ada videonya di Youtube... Untuk LAPAN, setahu saya memang Pustekbang itu merupakan baru dihidupkan kembali, setelah mati suri akibat politik pada saat itu. Sehingga pada saat ini mereka sedang terus berbenah menyiapkan diri untuk memasuki dunia riset di Penerbangan. Semangat teman teman LAPAN juga saya acungi jempol, karena mereka siap dan mau belajar. Kepala Pustekbangnya juga punya visi dan plan yang bagus dalam menyiapkan anggota anggotanya. Apa yang sudah dicapai saat ini, sudah sangat bagus mengingat usia dihidupkannya kembali pusat ini. Menurut saya kalau PT yang ada mendukung dengan menyiapkan lulusannya untuk dapat bekerja di LAPAN, itu merupakan langkah yang akan membantu LAPAN untuk terus berkembang.
Mungkin hasilnya baru terlihat 10 15 tahun ke depan, tapi toh kita harus tetap mulai dari sekarang... sebelum mencapai tingkat yang tinggi maka anak tangga pertama harus dilalui terlebih dahulu... Saat ini LAPAN banyak bekerja sama dengan PTDI untuk menyiapkan SDM yang memiliki kemampuan yang cukup.
Mudah mudahan kita semua bisa mendukung baik PTDI atau BPPT ataupun LAPAN untuk membangun dunia penerbangan di Indonesia lebih baik lagi. Yang lalu biarlah menjadi bagian sejarah, kita akan menatap ke depan, menyatukan langkah dan bergerak secara sinergis... Minimal harapan dan keyakinan masa depan yang lebih baik harus selalu kita miliki bersama...
O iya... saya pribadi dengan kerendahan hati memohon bantuan para senior dan pakar pakar di milis ini untuk dapat menjalankan baik N245 dan Regional Turboproponya... terima kasih banyak sebelumnya... Wassalam Bona P. Fitrikananda ________________________________ From:
Hadi hadiw2000@ To: AerospaceIndonesia@yahoogroups.com Sent: Thursday, December 20, 2012 5:13 PM Subject: Bls: AI Re: PTDI segera membuat N219
Bung Rangga ysh, Terimakasih atas kiriman berita anda. Saya belum pernah membaca hal tsb sebelumnya. Mengenai pesawat N245 dan N270, saya jadi bingung juga. N219 saja hanya bisa diomongkan saja, dan harus dibuktikan dulu bahwa pesawat itu memang bisa terbang dengan baik, efisien etc, laik terbang serta dapat sertifikat laik terbang dari DGCA dan bentuknya serta interiornya cukup menarik dan diminati oleh calon penumpang seperti yang digembar gemborkan selama ini. Selanjutnya kita lihat apakah harga jualnya cukup murah supaya mampu bersaing dipasar. Nah semuanya itu saja masih harus dibuktikan, kok sudah omong besar mau bikin N245 dan N270? Dugaan saya adalah bahwa semuanya itu adalah pernyataan2 politis untuk cari muka dan cari popularitas, dan tidak didukung oleh kenyataan teknis dan ekonomis yg sebenarnya.
Mungkin ini utk menetralisir kecurigaan sebagian masyarakat, LAPAN itu sudah ada puluhan tahun dan setiap tahunnya diberi dana milyaran rupiah, lalu apa hasilnya dan apa saja yang sudah dihasilkan olehnya? Berita yg sering kita dengar kan tentang kegagalan LAPAN dalam uji coba roketnya, ya kan?
Pertanyaan yg sama juga bisa dilontarkan ke BPPT yang dulu cukup banyak stafnya diperbantukan ke IPTN. BPPT sendiri dikabarkan telah bikin UAV, tetapi UAV nya dikatakan masih jelek (seingat saya yg bilang begitu adalah Ketua BPPT sendiri yg dilaporkan oleh koran waktu itu).
Lalu para ahli BPPT itu, yg salah satu kedeputiannya adalah Bidang Transportasi (termasuk transportasi udara) kerjaannya disamping menjadi ndoro insinyur yang tak jelas juntrungannya itu apa saja?
Jangan lupa bahwa ada LAGG (Laboratorium Aero Gasdinamika dan Getaran) yg punya ILST (Indonesia Low Speed windTunnel)dan LUK (Laboratorium Uji Konstruksi) milik BPPT di PUSPIPTEK Serpong yang dibangun utk mendukung industri pesawat terbang di Indonesia. Lalu para ndoro insinyurnya ngapain saja? Wajar kalau masyarakat mempertanyakan manfaat dari LAPAN dan BPPT, kalau melihat bahwa sampai saat ini belum kelihatan hasilnya.
BPPT sudah berdiri sejak 1976 (atau 74?)atau hampir 40 tahun dan LAPAN jauh lebih tua lagi, lalu ada gak sih manfaatnya? Itu memang cuma dugaan saya, semoga saja saya salah. Ada rekan dari LAPAN dan BPPT yang punya data membuktikan saya salah? salam HW In AerospaceIndonesia@yahoogroups.com, rangga baswara wrote: yang alenia terakhir ...ada pesawat baru N245 dan N270 ???? ________________________________ Dari: rangga baswara Kepada: "AerospaceIndonesia@yahoogroups.com" AerospaceIndonesia@yahoogroups.com Dikirim: Kamis, 20 Desember 2012 16:49 Judul: Bls: AI Re: PTDI segera membuat
N219 ‚ ini berita terakhirnya Pak...mungkin sudah baca juga.. ‚ http://id.berita.yahoo.com/menristek indonesia produksi pesawat n219 pada 2014 081616617.html ‚ Menristek: Indonesia Produksi Pesawat Jakarta (ANTARA) Menteri Riset dan Teknologi, Gusti Muhammad Hatta, mengatakan, Indonesia akan memproduksi pesawat N219 pada 2014. "Tahun ini masih dalam tahap desain, kemudian 2013 dibuatkan prototype dan 2014 akan diproduksi," ujar Menristek dalam lokakarya Dewan Penerbangan dan Antariksa Nasional di Jakarta, Kamis. Pesawat yang mempunyai kapasitas 19 penumpang tersebut, akan melayani wilayah pegunungan dan sulit dijangkau. Pesawat N219 adalah pesawat yang mempunyai dua baling baling dan hanya membutuhkan landasan 500 meter. "Angkutan udara memang diperlukan karena cepat, sarana mempersatu bangsa, menjangkau daerah
terpencil, dan juga menunjang sektor lain." Kemristek sudah menyiapkan anggaran sebesar Rp310 miliar yang digunakan untuk pembuatan prototype. memproduksi pesawat tersebut melibatkan sejumlah lembaga seperti Lapan, PT DI, dan BPPT, katanya. Sementara itu, Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), Bambang S Tejasukamana, mengatakan bahwa pada tahun 2013 akan diproduksi empat pesawat prototype yang digunakan untuk uji terbang dan uji struktur. "Hampir 70 persen bandara di Indonesia mempunyai landasan di bawah 800 meter," ujar Bambang. Pesawat N219 tersebut, lanjut dia, sudah dipesan oleh sejumlah maskapai penerbangan sebanyak 50 unit. Namun sebelum dijual, kata Bambang, pihaknya akan melakukan sertifikasi terhadap pesawat tersebut. Bambang mengatakan, pesawat yang dibuat tersebut lebih murah dibandingkan pesawat sejenis yang diproduksi negara lain. Selain
itu, pada tahun 2016 juga menargetkan akan memproduksi N245 dan pada 2017 memproduksi N270, katanya.(rr) ________________________________ Dari: Hadi Kepada: AerospaceIndonesia@yahoogroups.com Dikirim: Rabu, 19 Desember 2012 18:17 Judul: AI Re: PTDI segera membuat N219 ‚ Rekan2 yshMenurut pendapat saya pribadi, yang tidak didukung oleh data ilmiah atau hasil survei resmi etc, tetapi hanya berdasarkan apa yang telah saya baca diberita berita koran etc sebelumnya, saya pikir N219 adalah pesawat yang tepat untuk diproduksi dan dipasarkan oleh PTDI. Indonesia bagian timur jelas membutuhkan satu jenis pesawat kecil yang moderen, dalam arti kata efisien dan dirancang dengan menggunakan teknologi tahun 2000an. Pesawat itu harus mampu beroperasi diIndonesia bagian timur termasuk daerah Papua. Di kawasan Indonesia timur, lapangan udara yang ada hanya punya landasan yang pendek dan dari laporan2
khususnya mengenai kecelakaan yg pernah terjadi disana, landasan terbangnya bebas dilalulalangi oleh sapi atau kambing, bahkan oleh orang2 yg ingin pulang kerumahnya dikampung atau desa disana. Jadi pesawat harus mampu tinggal landas pada jarak pendek. Kawasan Papua juga memiliki gunung2 yg sangat tinggi dan lanud nya berada sangat tinggi dibandingkan dengan permukaan laut. Ini berarti bahwa densitas udara disitu lebih kecil daripada dipermukaan laut. Engine pesawat harus cukup besar supaya pesawat bisa beroperasi dengan lancar dan normal pada kondisi yg tidak ramah itu. Saya rasa masalah ini telah dipertimbangkan oleh rekan2 insinyur di PTDI dalam merancang N219.Disamping itu saya rasa rute2 yang harus dilayani di kawasan Indonesia timur adalah rute2 kurus, jadi pesawat kecil berkursi 19 saya rasa ideal utk daerah tersebut.Saya hanya berharap bahwa N219 dirancang utk terbang cukup tinggi dan dilengkapi dengan sistem pressurisation, supaya
pesawat bisa melaju diketinggian yg menghindari kawasan yg penuh dengan turbulensi, dan penumpang bisa terbang dengan nyaman tidak ter guncang2 oleh turbulensi yg menjadi ciri atmosfer pada ketinggian yg rendah.Saya juga berharap bahwa interior pesawat juga dibuat menarik dan nyaman, supaya penumpang tidak merasa klaustrofobik berada diruang kecil yang sumpek.Jadi saya sepenuhnya mendukung usaha PTDI utk meneruskan usaha memproduksi dan menjual N219. Dana 40 sampai 80 juta dolar itu bukanlah harga satuan pesawat yg nantinya dijual ke pembeli. Dana itu adalah dana utk R&D utk membuat pesawat pertama yang tentu saja bisa diprediksi bakal punya banyak masalah yg perlu dibenahi etc dan semuanya itu butuh biaya. Itu juga termasuk biaya utk uji terbang dan proses sertifikasi, serta promosi ke semua pihak yg diperkirakan bakal tertarik utk membeli pesawat itu. Pesawat sekecil itu kalau dijual seharga $40juta pasti tidak akan laku. Saya tidak tahu
berapa harga jual N219 nantinya, tetapi mudah2an cukup menarik dan membuatnya profitable bagi airline2 yg beroperasi didaerah perintis. Kalau pesawat ini laris manis, ini akan membantu mengatasi masalah keterisolasian rakyat Indonesia yg tinggal di kota2 kecil dibagian timur Indonesia, dan dengan demikian ikut berperan serta dalam memeratakan kemakmuran yg diperoleh dari pertumbuhan ekonomi yg tinggi. Disamping itu, kalau pesawat itu memang laku dijual dalam jumlah yg cukup besar, semoga PTDI bisa meraup untung yg cukup besar sehingga punya dana utk melakukan R&D mempersiapkan pesawat berikutnya yg saya harap adalah versi 2020an dari N 250 (yg dirancang dengan teknologi 1980 atau 1990an), jadi pesawat itu akan jauh lebih baik dari N250. Mungkin PTDI bisa bekerja sama dengan PT Regio utk mengembangkan son of N250 itu.Nah, setelah semuanya itu, saya punya satu kritik tajam ttg N219. Kita itu paling pinter omong besar, tetapi ya itu, hanya
jagoan omong doang! Kapan dong N219 benar2 dibuat dan diuji terbang? Sampai saat ini yg terjadi adalah berita yg sama yg sudah basi lalu diangkat ulang lagi dan lagi, sampai saya bosen mendengarnya. Projek Hambalang melibatkan dana katanya Rp2,4 Trilyun, dan hasilnya sebuah kompleks yg setengah jadi, terbengkalai sia sia saja. Kalau PTDI butuh US$40 juta, itu kan cuma Rp400 Milyar, jauh lebih kecil dibandingkan dengan dana utk plesirannya para anggota DPR yg jalan2 studi banding ke luar negeri. Sungguh aneh negeri kita ini. Subsidi bbm mencapai ratusan trilyun rupiah, untuk apa? Bikin jalan macet dan polusi di Jakarta dan Bandung begitu parahnya, saya yakin ada banyak penderita ISAPA di kedua kota itu, dan bagi mereka yg punya penyakit asthma, pastilah mereka tak akan berusia panjang karena pencemaran udara yg begitu mengerikansalamHW In AerospaceIndonesia@yahoogroups.com, rangga baswara wrote: PT Dirgantara Indonesia Kembangkan
N 219 TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG Industri pesawat terbang nasional, PT Dirgantara Indonesia (DI), bersiap membangun dan mengembangkan pesawat komersial dengan mesin propeller (baling baling). "Mulai 2013 sampai empat tahun mendatang atau 2017, kami siap merealisasikan rencana pembangunan dan pengembangan pesawat komersial. Pesawat tersebut adalah N 219," kata Kepala Tim Komunikasi PT DI, Sonny Saleh Ibrahim, di kantor PT DI, Bandung, Selasa (18/12/2012). Menurut Sonny, pesawat tersebut menjadi produk unggulan PT DI untuk kebutuhan penerbangan perintis di Tanah Air, khususnya bagi kawasan Indonesia Timur. Guna merealisasikannya, PT DI menyiapkan dana investasi sekitar 16 juta dolar AS untuk periode 2013 2017. "Investasi itu hasil penyisihan laba," ujar Sonny. Namun, kata Sonny, nilai investasi tersebut belum mencukupi. Karena itu, ia berharap ada alokasi anggaran dari tiga kementerian yang berkepentingan atas proyek tersebut.
Ketiga kementerian itu adalah Kementerian Riset dan Teknologi, Kementerian Perindustrian, dan Kementerian Perhubungan. Untuk memproduksi satu unit N 219, ujar Sonny, dibutuhkan dana 40 juta 80 juta dolar AS. Sebenarnya, rencana pembuatan dan pengembangan N 219 tercetus pada 2004. Tapi, rencana itu tertunda akibat krisis yang menghantam PT DI, bahkan industri pesawat itu nyaris mengalami kebangkrutan. Rencana itu kembali bergulir setelah pemerintah menyatakan siap mendukung pembangunan dan pengembangan pesawat berkapasitas 19 penumpang itu. Saat ini, N 219 memasuki tahap desain serta uji material. Jika mengantungi sertifikat kelayakan terbang, tambahnya, pihaknya dapat melakukan produksi pesawat itu secara massal. Peluang dan prospek pemakaian N 219 di Indonesia Timur tergolong positif karena banyak daerah yang hanya dapat diterbangi pesawat kecil semacam N 219 itu. Saat ini sebuah perusahaan nasional telah menandatangani letter of
interest untuk pembuatan 20 unit N 219. "Ini hal yang positif bagi pemasaran N 219, yang memang fokusnya untuk pemenuhan pasar dalam negeri," ujar Sonny. Selama 2012, PT DI mendapat nilai kontrak hingga Rp 8,2 triliun. Dari nilai kontrak Rp 8,2 triliun tersebut, PT DI memperoleh penerimaan sekitar Rp 3,1 triliun. Jumlah itu terdiri atas Rp 2,65 triliun asal proyek pesawat terbang, Rp 200 miliar hasil penjualan komponen pesawat terbang, dan Rp 125 miliar dari jasa perawatan, dan Rp 80 miliar dari penjualan alutsista. Targetkan Kontrak Rp 3 Triliun TAHUN 2012 ini merupakan tahun positif bagi kinerja PT DI . BUMN yang dulu bernama Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN) itu sukses menjalin kontrak hingga mencapai Rp 8,2 triliun. Bahkan PT DI optimistis hingga akhir Desember 2012, mampu menjalin kontrak hingga Rp 9,5 triliun. "Sebelum sebelumnya, nilai kontrak kami, maksimalnya Rp 2 triliun," kata Kepala Tim Komunikasi PT DI, Sonny
Saleh Ibrahim. Melihat kinerja selama 2012, Sonny mengatakan, pihaknya menargetkan kontrak pada 2013, minimal mencapai Rp 3 triliun. Demikian juga proyeksi kontrak 2014 minimal sama dengan target. Sonny optimistis dapat merealisasikan target kontrak 2013, karena realisasinya sudah mencapai 90 persen. "Sekarang, dalam tahap tender. Mudah mudahan saja gol," ujarnya. Kontrak 2013 itu sekitar 50 persennya kontrak dengan pemerintah RI. Sisanya, kontrak dengan beberapa negara, seperti Filipina dan Thailand. ‚ ‚ ‚ http://id.berita.yahoo.com/pt dirgantara indonesia kembangkan n 219 224211704 finance.html Yahoo! Groups Links http://docs.yahoo.com/info/terms/ Yahoo! Groups Links http://docs.yahoo.com/info/terms/
0 comments:
Post a Comment